Keberhasilan sebuah sistem operasi perangkat mobile sangat bergantung pada ketersediaan aplikasi. Android termasuk sistem operasi baru yang sukses menciptakan ekosistem aplikasi. Memasuki era satu juta aplikasi, Android diprediksi akan menyalip BlackBerry di Indonesia.
Prediksi itu dikuatkan oleh lembaga riset Sharing Vision asal Bandung. Menurut Chairman Sharing Vision Dimitri Mahayana, daya tarik Android didorong oleh keterjangkauan harga, keragaman aplikasi, serta makin populernya penggunaan perangkat layar sentuh.
"Apalagi, Android dibuat oleh perusahaan raksasa yang tak pernah gagal, yaitu Google," tegas Dimitri dalam jumpa pers di Bandung, Sabtu (22/12/2012).
Ia mengutip hasil riset IDC yang mencatat BlackBerry telah dikalahkan oleh Android, yang berhasil meraih pangsa pasar 52% di Indonesia pada kuartal 2 tahun 2012.
Mundurnya peluncuran sistem operasi dan perangkat BlackBerry 10 menjadi salah satu faktor turunnya popularitas BlackBerry di Indonesia. "Saya belum melihat ada 'something' yang bagus dari BlackBerry 10," imbuh Dimitri.
Sementara itu, perangkat Android terus menggempur pasar Indonesia. Bahkan, ponsel pintar lokal pun ikut meramaikan pasar Android. Ia memprediksi harga ponsel pintar akan turun sekitar 5% sampai 6% di 2013, karena kompetisi yang makin ketat baik dari vendor asing maupun lokal.
Di pasar global sendiri, Android mendominasi dengan pangsa pasar 68,3%, menurut data IDC pada kuartal 3 tahun 2012. Posisi kedua ditempati oleh Apple iOS dengan 18,8%, diikuti BlackBerry 4,7%, dan Windows Phone 2,6%.
Satu juta aplikasi
Dimitri mengatakan, industri perangkat mobile akan memasuki era satu juta aplikasi di 2013. "Akan semakin banyak aplikasi yang bisa mendukung produktivitas pengguna," katanya.
Android akan mengambil peran itu. Saat ini, menurut Dimitri, jumlah aplikasi Android di toko online Google Play telah mencapai 700 ribu aplikasi, hampir setara dengan jumlah aplikasi di perangkat iOS buatan Apple.
Sementara aplikasi di BlackBerry jumahnya masih terbatas. Dimitri mencatat, ketersediaan aplikasi di BlackBerry App World hanya 105 ribu, kalah dengan aplikasi di Windows Phone, yang notabene adalah sistem operasi baru.
Ketersediaan aplikasi juga turut mendorong "perang" device dalam industri ponsel pintar. Nilai bisnis aplikasi perangkat pintar yang bisa diperoleh ribuan developer di dunia mencapai 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 96 triliun.
Dari hasil riset Sharing Vision, tercatat bahwa sebanyak 57% masyarakat Indonesia memasang aplikasi pesan instan WhatsApp di ponsel pintarnya, 50% memasang Twitter, 40% Facebook dan games.
(TeknoKompas)